Banyak orangtua yang mendapatkan family support begitu besar. Mereka menikah muda begitu lulus kuliah, tinggal berdekatan dengan orangtua, dan ketika bekerja, anak dititipkan pada kakek-neneknya. Misalnya, tinggal berdekatan dengan orangtua dan mertua. Meski putra semata wayangnya diantar ke sekolah oleh suami, tatapi mertuanyalah yang “bertugas” menjemput sang cucu dari sekolah. Kemudian sang cucu dititipkan di rumah neneknya sampai sore ketika bundanya selesai mengajar di sekolah yang juga berada di kompleks perumahan yang sama.
Boleh dibilang akhirnya banyak beban tugas ayah-ibu yang menjadi ringan karena dukungan kakek-nenek. Hal ini memberikan keuntungan bagi orang tua, karena mereka dapat tetap focus pada karier, pergaulan, bahkan pendidikan lanjut. Sementara kakek-nenek sendiri merasa keterlibatan mereka dapat mengerti kesibukan orangtua muda di zaman sekarang.
Boleh dibilang akhirnya banyak beban tugas ayah-ibu yang menjadi ringan karena dukungan kakek-nenek. Hal ini memberikan keuntungan bagi orang tua, karena mereka dapat tetap focus pada karier, pergaulan, bahkan pendidikan lanjut. Sementara kakek-nenek sendiri merasa keterlibatan mereka dapat mengerti kesibukan orangtua muda di zaman sekarang.
Kehadiran cucu pertama membuat bunda rela menempati rumah anak dan menantunya selam dua tahun terakhir. Katanya “Saya ikhlas menjalaninya, malah bersyukur dan sukacita sekali. Ini kebahagiaan serang eyang saat menyambut cucu pertama yang sudah sangat dinantikan kehadirannya. Niatnya betul-betul hanya untuk membantu anak dalam berkarier, biar dia tidak terbebani karena memikirkan anaknya .“
Karena sebagian besar waktu anak dan menantunya bekerja, praktis sang cucu sehari-hari berada di bawah pengawasannya. Ia tidak sekedar mendampinigi saja, tetapi juga menjadi teman, guru, ibu, sekaligus nenek yang membuat cucunya tahu kapan waktunya mengikuti disiplin yang diterapkan.
Karena sebagian besar waktu anak dan menantunya bekerja, praktis sang cucu sehari-hari berada di bawah pengawasannya. Ia tidak sekedar mendampinigi saja, tetapi juga menjadi teman, guru, ibu, sekaligus nenek yang membuat cucunya tahu kapan waktunya mengikuti disiplin yang diterapkan.
Kesibukan orangtua muda yang menyadari bahwa anak dan menantunya amat peduli dengan pendidikan anak, meski begitu orangtua masa kini cenderung lupa dengan kesabaran dan keikhlasan.”Prinsip saya dalam mendidika anak itu harus ikhlas. Kalau ikhlas semuanya menjadi tidak berat.”
Sebagai orang tua yang baik seharusnya tidak menyerahakan tugas pengasuhan pada ibu, akan tetapi seharusnya melakukan pembagian tugas yang setara dengan suami, para suami seharusnya dengan sukarela turun tangan mengasuh anak, bahkan turut mencari informasi mengenai pengasuhan sejak anak masih dalam kandungan. Misalnya membantu pekerjaan rumah tangga dan menurus si baby. Kalau si baby malamnya rewel atau tidurnya bangun-bangun terus, besok paginya dengan senang hati menjemur si baby, memandikan, membereskan kamar dan menyiapkan makanan.
Hanya saja banyak pasangan muda yang sama-sama bekerja sehingga baru dapat bekerja sama menemani anak saat akhir pecan. Makan akan sangat menguntungkan jika salah satu dari pasangan memiliki jam kerja yang fleksibel.
Intinya orangtua tak boleh melupakan bahwa anak adalah tanggung jawabnya sendiri. Kalau pada akhirnya orangtua menyerahkan tanggung jawab pada kekek-nenek, tentu aka ada banyak hal yang bisa terjadi, termasuk kurang ikatan emosional dnegan anak. “Bagaimana anak mau melakukan sesuatu kalau enggak ada engagement dengan orangtua? Jadi, jangan sampai tanggungjawab pangasuhan anak dibebankan pada grand parenting,”
Sampai disini postingan mengenai menjadi hebat karena dukungan orang tua, tunggu dan baca pada postingan berikutnya yach..
Hanya saja banyak pasangan muda yang sama-sama bekerja sehingga baru dapat bekerja sama menemani anak saat akhir pecan. Makan akan sangat menguntungkan jika salah satu dari pasangan memiliki jam kerja yang fleksibel.
Intinya orangtua tak boleh melupakan bahwa anak adalah tanggung jawabnya sendiri. Kalau pada akhirnya orangtua menyerahkan tanggung jawab pada kekek-nenek, tentu aka ada banyak hal yang bisa terjadi, termasuk kurang ikatan emosional dnegan anak. “Bagaimana anak mau melakukan sesuatu kalau enggak ada engagement dengan orangtua? Jadi, jangan sampai tanggungjawab pangasuhan anak dibebankan pada grand parenting,”
Sampai disini postingan mengenai menjadi hebat karena dukungan orang tua, tunggu dan baca pada postingan berikutnya yach..
No comments:
Post a Comment